Senin, November 01, 2010

An Unscary Halloween


Di Amerika, 31 Oktober termasuk hari yang ditunggu-tunggu banyak orang. Pasalnya, 31 Oktober adalah Halloween Day. Buat yang udah terbiasa dengan film, buku, atau budaya Barat pasti udah tau apa itu Halloween. Tapi yang masih agak katrok macam saya, pasti belum paham, atau justru mungkin sok tahu yang ujung-ujungya salah paham. Remember: “Belum paham itu lebih baik ketimbang salah paham.”

Dulunya, saya berfikir bahwa Halloween adalah hari dimana setan-setan di Amerika pada keluar lalu menangkap anak-anak kecil yang berkeliaran. Nah, untuk mencegahnya, maka pada hari itu banyak orang yang akan meletakkan pumpkin (semacam labu) di depan rumahnya sebagai penangkal sehingga setan tidak datang ke rumah tersebut. Jadi bisa dibilang kalau fungsi pumpkin itu sama seperti bawang putih yang biasanya digunakan sebagai penangkal vampir.

Dan ternyata, itu tidak benar. Kini halloween justru adalah hari yang sangat di tunggu baik anak-anak ataupun orang dewasa. Ini bukan lagi scary day. Bagi anak-anak, Halloween adalah momen untuk mendapatkan permen gratis sebanyak banyaknya. Sambil membawa tas ataupun katongan, mereka memakai kostum lalu mengetuk rumah orang-orang. “Trick or Threat” ujar mereka sambil berharap mendapatkan permen.

Bagi yang dewasa, hallowen adalah ajang pesta kostum. Setiap orang bisa menggunakan kostum apapun yang mereka inginkan. Tidak perduli itu menyerangkam atau rada-rada aneh. Alhasil, ada yang berdandan ala setan, zombie, bajak laut, avatar, superman, power rangers, Einstein, Michael Jackson atau bahkan berdandan ala Obama, lengkap dengan topeng sang Presiden.

Di setiap supermaket atau toko, nuansa Halloween pasti terasa. Coklat, candies, ataupun kostum Halloween pasti tersedia. Warna orange yang menjadi ciri khas Halloween terdapat dimana-mana. Pumpkin tiba-tiba menjadi buah yang sangat laris. Tidak untuk dimakan, namun dijadikan sebagai pajangan di depan rumah.

Dan betapa beruntungnya saya karena bisa merasakan tiga Halloween party di tiga tempat berbeda.

Halloween pertama saya di Everett Community College. Kampus saya sendiri. Berhubung karena kebijakan college yang tidak memperbolehkan siswa melaksanakan kegiatan di malam hari. Maka Halloween party dilaksanakan di pagi hari. Hall yang biasanya menjadi tempat mahasiswa berkumpul diatur sedimikan rupa. Tak lupa iringan music dari disc jockey ikut memeriahkan. Alhasil, hari itu kampus seakan diserbu oleh manusia berkostum aneh. Dan tidak hanya murid yang menggunakan kostum, tetapi juga para dosen. Saya sendiri menggunakan kostum “pelaut” hasil pinjaman dari mentor family saya, Darryl. Berhubung saya msih malu, maka untuk menutupi muka, saya gunakan topeng “hulk” seharga 2 dollar. Toh kenyataanya, meski telah menutup muka, tetap saja saya masih merasa malu.

Halloween kedua saya rasakan di Whatcom Community College, Bellingham. Dibanding college saya college ini tergolong lebih besar. Serunya lagi karena Halloween party dirayakan di malam hari. Hall di atur sedemikian rupa hingga terkesan mirip dengan lantai dansa di night club. Musik yang diputar adalah musik yang memancing siswa untuk turut bergoyang. Malam itu saya datang masih dengan kostum “pelaut” plus topeng hulk. Dan kembali, kumpulan manusia dengan kostum aneh menari bersama menikmati music R and B.

Halloween terahir saya rasakan di down town Bellingham. Bersama Thya dan Tyena kami menembus dinginnya malam menju down town. Meski terhitung kota kecil, namun hampir semua masyarakatnya turun ke jalan. Puncaknya saat ratusan orang berdandan ala zombie menari thriller secara bersamaan diiringi lagu Michael Jackson. Cek per cek, ternyata dandanan ala zombie menjadi salah satu favorit di Halloween. Hujan rintik-rintik yang turun saat itu seakan bukan halangan bagi masyarakat di sana untuk larut dalam kegembiraannya masing-masing.

That was great night and I learn that Halloween is not a scary day. It's a custom day. Sayang, saya tak menemukan seorang pun yang memakai kostum pocong, kuntilanak, sundal bolong ataupun kolor ijo disini. Di Amerika, setan ini ternyata tidak populer. Coba kalau di Indonesia.


1 komentar:

octarezka mengatakan...

wahaha..
Dari dulu aku pengen bs ngliat prayaan halowen,
past seru..!dpt bnyk mkanan lg.hehe

Skul d amrk y?
Nice post! Lam kenal
:')

Pages