Senin, Juli 12, 2010

Journey to the West – From Narita to Seattle


Dulu saya berfikir bahwa bandara Sukarno-Hatta sangatlah besar. Saya pun sempat berfikir bahwa bandara Hasanuddin Makassar sangatlah indah. Namun saat saya menginjakkan kaki di Narita, Jepang. Harus saya akui, Narita is bigger and more beautiful. Dan jika di bandara Sukarno-Hatta saya sempat tersesat, maka di Narita saya SELALU tersesat. Beruntung saya bersama Gareth, Bill dan Travis. Sehingga kamipun bisa merasakan tersesat bersama-sama. Dan ini yang saya namakan indahnya kebersamaan.

Demi menghilangkan rasa lelah setelah enam jam di dalam pesawat, Gareth memutuskan untuk membersihkan diri dengan pergi ke shower room. And I guess the prize is $7. Sedang Bill dan Travis yang akhirnya kuketahui bukan ayah dan anak itu memilih membeli makanan di McDonald lalu kemudian menghabiskan waktunya dengan tidur di ruang tunggu. What about me?, Saya sendiri lebih memilih untuk keliling tak jelas. Menukar sejumlah dollar dengan yen lalu menggunakannya untuk mencoba koneksi internet Jepang. Sayangnya saya harus merogoh duit sebesar 100 yen per 10 menit atau sekitar 1 dollar per menit atau lebih jelasnya 10.000 rupiah untuk sepuluh menitnya. Fuuuufhh

Sehabis mandi, gareth mengajak saya untuk mencari makanan. And he treats me a glass of Juice. Untuk sapi panggangnya saya bayar sendiri. Unluckily, saya tidak mampu menghabiskan semua makanan itu, dan tinggallah sapi panggang harga puluhan dollar itu terbuang percuma. Damn. Saya jadi teringat pesan orang tua. “Jangan sisakan makananmu, karena mereka akan menangis”. And now, saya jauh-jauh datang dari Jakarta ke Narita hanya untuk membuat sepiring makanan menangis karena tidak dihabisi. Sorry food, I don’t mean it.

And time’s coming on, Delta is ready for flight. Kami pun lalu berpisah dengan Bill and Travis yang menuju New York. Perbedaan antara DELTA dengan JAL adalah penumpang Delta justru penuh. Tak ada kursi yang tersisa. Bagaimana dengan pramugarinya. Not sexy. Sekali lagi, pramugari salah satu maskapai kita lebih seksi. Untuk soal makanan, everything is ok. Saya rasa perut saya lebih memilih American food ketimbang Japanese food.

Seperti halnya JAL, kapal inipun dilengkapi layar di setiap kursinya yang memungkinkan setiap penumpang dapat menonton film, bermain game dan juga mendengarkan musik. Dan betapa beruntungnya saya karena saya bisa menemukan lagu-lagu berbahasa Inggris. Tidak seperti saat berada di atas JAL dan mendapati semuanya dalam bahasa Jepang.

Yang aneh adalah tentang waktu. Adakah yang mengingat Doraemon??? Ini tentang kembali ke masa lau. Kami berangkat dari narita pada pukul 4 sore tanggal 12. Dan anehnya, kami sampai di Seattle pada pukul 9 pagi juga pada tanggal 12. Apakah ini berarti saya kembali ke masa lalu??? Entahlah. Maha besar Tuhan…

Selama di pesawat atuapun saat masih di Jepang saya banyak berbicara dengan Gareth. Baik. Kemampuannya di bidang antropologi membuat saya tahu banyak hal, termasuk tentang absolitas kecantikan wanita. Jika selama ini kita memahami bahwa cantik itu relatif, maka ada sisi dimana kecantikan wanita itu absolute. Gareth juga memberi tahu saya tentang sebuah kata dalam bahasa Inggris yang sesungguhnya berasal dari bahasa Indonesia. The word is bogey man and it comes from BUGIS MAN.

Dahulu kala, perompak Bugis dengan perahu phinisinya seringkali membajak kapal-kapal dagang Belanda yang membuat mereka sangat ketakutan setiap kali bertemu perompak Bugis. Saking menakutkannya cerita tentang pelaut Bugis, saat anak-anak mereka bandel maka mereka akan menakut-nakutinya dengan mengantakan, “watch out, the bugis man will come”. Pengucapan bugis man tidak hanya diucapkan di Belanda namun juga di tersebar hingga ke negara yang berbahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu, bugis man berubah menjadi bogie man. Dalam hati saya berucap. So, American, watch out, because the Bugis man is coming.

Waktu berlalu menunjukkan pukul 9:00 saat pesawat Delta yang saya tumpangi mendarat di Tacoma International Airport, Seattle. Saat itu ditelinga saya masih terpasang air phone. Justin Bieber masih saja bernyayi, menyambut kehadiran saya di Amerika.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

so how's JAL so far?? nice airlines and nice service...salam kenal ya..i am working with JAL for six year ...(Irni-Nominee CCIP 2011)

Pages